Oktober 2019 - Electricity Live

Blog khusus seputar | Ilmu | Pengetahuan | Tentang Pembangkit Listrik ada di @electricitylive

Post

Post Top Ad

Sabtu, 19 Oktober 2019

Alat Pelindung Diri

Oktober 19, 2019 0




Alat Pelindung Diri sebagai salah satu penerapan melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat memberikan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Perusahaan dan pekerja sama-sama harus mengetahui tentang keselamatan kerja sesuai dengan standar yang berlaku. Salah satunya dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan standar. Bagi seorang pekerja, keselamatan kerja menjadi salah satu hal utama yang perlu diperhatikan.
macam-macam Alat Pelindung Diri seperti :

Alat Pelindung Kepala

Helm Pengaman


Helm pengaman untuk melindungi kepala dari benturan atau tertimpa benda jatuh.

Tutup Kepala

Tutup kepala untuk menjaga kebersihan rambut dan mencegah lilitan rambut dari mesin.

Pelindung wajah (Face Shield)

Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda).





Alat Pelindung Diri ini harus diperhatikan kondisinya. Jika rusak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus segera dimusnahkan. Beberapa juga memiliki masa pakai, sehingga perawatannya harus lebih diperhatikan dan dicatat waktu pembelian serta masa pemakaiannya.

Alat Pelindung Mata

Kacamata safety

Berfungsi untuk melindungi mata dari paparan partikel yang melayang di udara atau pun di air, percikan benda kecil, benda panas atau pun uap panas, menghalangi pancaran cahaya yang langsung ke mata, benturan, serta pukulan benda keras dan tajam.

 
Gunakan kacamata yang sesuai dengan pekerjaan yang ditangani, misalnya untuk pekerjaan las diperlukan kacamata dengan kaca  yang  dapat menyaring sinar las, kacamata renang digunakan untuk melindungi mata dari air dan zat berbahaya yang terkandung di dalam air.

Alat Pelindung Mulut & Hidung

Masker (Respirator)

Berfungsi untuk menyaring udara yang dihirup saat bekerja ditempat yang memiliki kualitas udara kurang baik/berdebu.

Alat Pelindung Tubuh

Wearpack 

adalah pakaian keselamatan kerja yang wajib dipakai pada beberapa bidang pekerjaan. Kecelakaan saat bekerja terkadang sulit untuk dihindari. Baju keselamatan kerja atau pakaian safety (Safety Wear) lebih dikenal masyarakat sebagai wearpack.

Alat Pelindung Tangan

Sarung Tangan

Berfungsi untuk melindungi jari-jari tangan dari api, suhu panas, suhu dingin, radiasi, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, tergores benda tajam ataupun infeksi dari zat patogen seperti virus dan bakteri.
Gunakan sarung tangan yang tidak menghalangi gerak jari dan tangan.  Pilih sarung  tangan  dengan bahan   yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang  ditangani, misalnya sarung tangan untuk melindungi diri dari tusukan atau sayatan, bahan  kimia berbahaya, panas, sengatan listrik atau radiasi tertentu, berbeda bahannya.

Alat Perlindungan Telinga

Ear Plug/Ear Muff

 
Ear muff
Ear plug

Untuk melindungi pekerja dari kebisingan, percikan bahan berbahaya. kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun)

Alat Pelindung Kaki

Sepatu Safety

Seperti sepatu biasa namun terbuat dari kulit dilapisi dengan baja dan sol dari karet tebal dan kuat
Berfungsi untuk melindungi kaki dari jatuhnya benda-benda keras dan tajam saar bekerja.

Alat Pelindung di Ketinggian

Safety harness 


adalah perlengkapan alat perlindungan diri yang bentuknya seperti sabuk pengaman yang umumnya digunakan orang yang pekerjaannya berhubungan dengan ketinggian. Sebagaimana dinyatakan dalam  SK Dirjen Pembinaan dan Pengawasan Naker No. 45/2008 tentang Pedoman Kerja di Ketinggian menyebutkan bahwa bekerja di ketinggian harus menggunakan full-body harness (EN-361). Dikatakan full body harness karena memang safety harness ada yang tidak full.

Read More

Jumat, 18 Oktober 2019

Macam-Macam Sistem di PLTU

Oktober 18, 2019 0
Ada beberapa macam sistem di PLTU antara lain :
  • Sistem Air Pengisi Boiler
  • Sistem Udara & Pembakaran di Boiler
  • Sistem Bahan Bakar

Sistem Air Pengisi Boiler

Sistem air pengisi adalah merupakan kelanjutan dari sistem air kondensat. Penampung akhir dari sistem air kondensat adalah deaerator yang merupakan pemasok air kesisi hisap pompa air pengisi.  Mulai  dari  sini, air yang sama berubah nama menjadi air pengisi. Perbedaan yang mencolok antara air kondensat dengan air pengisi terletak pada tekanannya. Tekanan air pada sistem air pengisi naik hinggga lebih tinggi dari tekanan boiler.


Fungsi dari sistem air pengisi hampir sama dengan sistem air kondensat yaitu untuk menaikkan tekanan, menaikkan temperatur serta memurnikan air pengisi. Tekanan air pengisi perlu dinaikkan agar air pengisi dapat mengalir kedalam boiler. Tugas ini dilaksanakan oleh pompa air pengisi boiler (BFP). Disamping itu, selama melintasi sistem, air pengisi mengalami beberapa tahap pemanasan sehinggga mengalami kenaikkan temperatur.
Pemanasan ini dilakukan untuk dua tujuan.

Pertama, semakin dekat temperatur air pengisi masuk boiler dengan titik didih air pada tekanan boiler, maka semakin sedikit bahan bakar yang diperlukan untuk proses penguapan didalam boiler. Kedua, temperatur air pengisi yang akan masuk boiler sedapat mungkin harus mendekati temperatur metal boiler sebab perbedaaan yang besar antara keduanya dapat menimbulkan kerusakkan komponen boiler akibat thermal stress.
Fungsi pemurnian bertujuan untuk menghilangkan zat-zat pencemar padat dari air pengisi melalui cara kimia yaitu dengan meninjeksikan bahan kimia guna menggumpalkan zat-zat padat yang terlarut dalam air pengisi. Gumpalan zat-zat padat ini kemudian dapat dibuang melalui saluran blowdown pada boiler.

Sistem Udara & Pembakaran di Boiler


1.    Udara Primer ( primary air )

Seperti diketahui bahwa pada boiler-boiler batubara, untuk mendapatkan efisiensi pembakaran yang baik, bongkahan batubara harus digiling menjadi bubuk halus didalam pulverizer. Setelah menjadi serbuk halus, baru dialirkan melaui pipa-pipa ke burner-burner batubara. Untuk mengalirkan serbuk batubara dari pulverizer ke burner diperlukan media

transportasi. Adapun media yang digunakan adalah udara yang dihembuskan melalui sebuah Fan. Udara ini dikenal dengan istilah udara primer (primary air) dan dihembuskan oleh Primary Air Fan (PAF).
Disamping sebagai sarana transportasi serbuk batubara, udara primer juga berfungsi untuk mengeringkan batubara didalam Pulverizer. Guna memenuhi fungsi ini, maka temperatur udara primer harus cukup tinggi untuk menguapkan air dari batubara. Karena itu umumnya dilengkapi dengan pemanas udara yang memanfaatkan panas gas buang, pemanas ini disebut Air Pre Heater (APH).

2.    Udara Sekunder ( secondary air )

Udara sekunder pada boiler batubara sama halnya dengan udara pembakaran (combustion air) pada boiler berbahan bakar minyak. Fungsi udara sekunder adalah memasok kebutuhan udara untuk proses pembakaran yang sempurna didalam ruang bakar
Pasokan udara sekunder disediakan oleh FD Fan yang dialirkan melintasi pemanas awal udara (steam coil air heater) dan terus kepemanas udara Air Pre Heater (APH) untuk selanjutnya masuk kedalan windbox dan akhirnya didistribusikan melalui air register (Aux Damper) kedalam ruang bakar.
Didalam ruang bakar udara sekunder bertemu dengan campuran

antara udara primer dengan serbuk batubara sehingga terjadi proses pembakaran yang sempurna. Gas-gas bekas hasil pembakaran kemudian dihisap keluar dari ruang bakar oleh ID Fan.

3.    Sistem Gas Buang

Gas bekas (Flue gas) adalah merupakan gas-gas hasil dari proses pembakaran diruang bakar boiler. Didalam ruang bakar, gas bekas mengalir kearah atas sambil menyerahkan kandungan panasnya ke air yang berada didalam pipa-pipa dinding ruang bakar (water wall tube). Dari ruang bakar, gas bekas selanjutnya mengalir melintasi elemen-elemen larger platen SH, rear platen SH, platen RH, High RH, High SH kemudian mengalir ke low temperature SH, kemudian ke economizer yang menangkap sisa-sisa panas gas buang untuk memanaskan Feed Water yang akan menuju boiler drum, kemudian dialirkan ke Air Pre Heater (APH) yang juga memanfaatkan sisa- sisa panasa gas buang untuk memanaskan udara primer dan sekunder, kemudian Electric Static Precipitator (ESP) yang digunakan untuk menangkap abu sisa pembakaran yang terbawa gas buang, selanjutnya dihisap melalui ID Fan kemudian terakhir Stack menuju ke atmosfir.

Sistem Bahan Bakar

Sebelum mengoperasikan burner utama (normal operasi) terlebih dahulu dioperasikan ignitor (burner HSD) yang berfungsi sebagai penyala burner utama/penyalaan awal. HSD di transfer dari tanki HSD menggunakan Suplly Oil Pump menuju ke boiler dengan mengatur pressure header 3.5 MPa menggunakan sirkulasi SOP. Tujuan dijaga pressure adalah untuk kebutuhan atomisasi dengan cara mekanik. Setelah penyalaan menggunakan Oil Gun, selanjutnya burner utama dinyalakan yaitu dengan cara mengoperasikan Pulverizer. Batu bara yang sudah digiling pulverizer, di transfer dengan cara dihembuskan dengan udara Primer selanjutnya serbuk batu bara akan keluar melalu main burner yang kemudian terbakar oleh nyala api Oil Gun. Oil gun akan di matikan ketika pembakaran dipegang main burner.
Read More

Kamis, 17 Oktober 2019

Capai 83%, PLTU Batang 2.000 MW Beroperasi 2020

Oktober 17, 2019 0


Jakarta - Progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Jawa Tengah telah mencapai 83%. Pembangunan proyek PLTU tersebut sesuai rencana.

"Target berjalan sesuai rencana. Sekarang sudah 83%, sudah semua pokoknya mesin sudah masuk. Tinggal yang kecil-kecil saja," kata Sekretaris Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Munir Ahmad, saat ditemui di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis (26/9/19).

Dia mengatakan pengoperasian proyek listrik berkapasitas 2.000 MW tersebut akan sesuai target pada Juni 2020 mendatang. Saat ini pihaknya fokus untuk pemenuhan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) proyek tersebut.

Selesainya PLTU Batang 2.000 MW akan menambah daftar proyek ketenagalistrikan 35.000 MW yang sudah rampung. Tahun depan juga akan ada beberapa proyek pembangkit lainnya yang selesai.

"Tahun depan kalau yang besar cuma yang di Batang saja. Tapi yang tahun depan itu baru 1.000 MW, nanti Novembernya baru nambah lagi 1.000 MW. Jadi tahun depan langsung 2.000, tapi jedanya 6 bulan," kata Munir.

Pembangkit tenaga uap berkapasitas 2.000 MW ini dikerjakan oleh BPI yang merupakan badan usaha patungan dari perusahaan asal Jepang Electric Power Development Co, Ltd (J-Power) dan Itochu Corporation, serta anak usaha Adaro Energy yaitu PT Adaro Power.

PLTU Batang memiliki investasi sebesar US$ 4,2 miliar. Proyek ini ditargetkan bisa beroperasi komersial atau COD (commercial operation date) pada tahun depan.


Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk teman-teman semua.


Sumber :
https://finance.detik.com/energi/d-4723131/capai-83-pltu-batang-2000-mw-beroperasi-2020?_ga=2.120975368.1654578179.1571368757-592992471.1571368757


Read More

PLTGU Terbesar dari Program 35 Ribu MW Resmi Beroperasi

Oktober 17, 2019 0


Pembangunan fasilitas pembangkit tenaga listrik tenaga gas uap (PLTGU) Jawa-2 di Tanjung Priok telah selesai dan pengoperasian telah dimulai.

Dari total output 880 ribu kW, selain gas turbin (simple cycle) yang telah beroperasi pada 2018 yang merupakan fasilitas No 1 dan No 2, pembangunan Heat Steam Recovery Generator (HRSG) dan turbin uap juga berhasildiselesaikan lebih cepat dari jadwal yang diperkirakan.

Mitsubishi Corporation bersama perusahaan konstruksi PT Wasa Mitra Engineering telah menerima pesanan penuh untuk kontrak putar kunci (turnkey contract) untuk proyek PLTGU ini.

Selain dua unit turbin gas M701F, MHPS juga memasok dua unit HRSG, satu unit turbin uap dan fasilitas pendukung lainnya, sementara mesin generator dibuat oleh Mitsubishi Electric Corporation.

"Kami bangga bisa dipercaya untuk memegang proyek yang akan memberikan dampak bagi masyarakat Indonesia, bukannya hanya untuk kepentingan rumahtangga tetapi juga secara tidak langsung berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan listrikyang mampu membantu industri di wilayah Jawa Barat. Oleh karena itu, MHPS tetap memberikan yang terbaiksesuai standard kerja global kami sehingga proyek ini pun selesai lebih cepat dari jadwal yang diperkirakan sebelumnya," ujar President & CEO dari MHPS Ken Kawai dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (10/10/2019).

Proyek ini adalah salah satu rencana untuk memperkuat fasilitas pembangkit listrik termal skala besar terutama di wilayah Jawa Barat dalam menanggapi rencana pemerintah Indonesia untuk mengembangkan pasokan listrik 35 juta kW pemerintah untuk memenuhi permintaan listrik yang meningkat pesat seiring dengan pertumbuhanekonomi.

Dengan kualitas dan manajemen proses yang terintegrasi, MHPS dapat memberikan pengiriman lebih cepat dari jadwal dan berkontribusi pada rencana pemerintah. Selain itu, proyek ini juga telah menerima penghargaan tahunan dalam kategori “Natural Gas-Fired Power Project of the Year” dari Asian Power Awards 2019.Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan

Sementara itu, seorang pegawai eksekutif PLN mengatakan, proyek ini merupakan perwujudan nyata program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35 juta kW. Ini merupakan unit pertama terbesar dari proyek 35 juta kW yang sudah bisa dioperasikan.

"Koordinasi yang luar biasa antara unit PLN dan mitra. Penyelesaian proyek PLTGU Jawa 2 ini memberikan manfaat besar bagi ketersediaan pasokan listrik di DKI Jakarta dan perkuatan Sistem Kelistrikan Jawa-Bali sebagai pembangkit dengan tipe Load Follower ataupun Peaker," kata dia.

Sejak pengiriman turbin uap pertama ke Indonesia pada tahun 1971, MHPS telah bekerja sama dengan negara ini selama 50 tahun dan terus memainkan peran penting dalam pasokan listrik yang stabil di negara ini.

Lebih dari 30 persen dari total kapasitas pembangkit listrik di seluruh Jawa dan Bali disediakan oleh fasilitas dari MHPS. MHPS akan terus berupaya meningkatkan kontribusinya di pasar tenaga listrik Indonesia dan mempromosikan penggunaan energi low-carbon melalui difusi fasilitas embangkit listrik efisiensi tinggi, agar berkontribusiterhadap konservasi lingkungan global.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk teman-teman semua.

Sumber :
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4083196/pltgu-terbesar-dari-program-35-ribu-mw-resmi-beroperasi
Read More

Pengertian Boiler Pada PLTU

Oktober 17, 2019 0
      Boiler merupakan peralatan penukar panas  yang memiliki fungsi utama yaitu mengubah air menjadi uap pada tekanan dan temperature tinggi untuk memutar steam turbine. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan panas
hasil pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.

Tipe-tipe Boiler

Tipe-Tipe Boiler dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
  1. Klasifikasi Berdasarkan Isian Pipa ( Pipa api & Pipa air ).
  2. Klasifikasi Berdasarkan Bahan Bakar Yang Digunakan.
  3. Klasifikasi Berdasarkan Tekanan Ruang Bakar.

Klasifikasi Berdasarkan Isian Pipa ( Pipa api & Pipa air )

1.    Boiler Pipa Api

Pada jenis boiler pipa api, gas panas hasil pembakaran (flue gas) mengalir melalui pipa-pipa yang dibagian luarnya diselimuti air sehingga terjadi perpindahan panas dari gas panas ke air dan air berubah menjadi uap.



Keterbatasan dari boiler pipa api adalah tekanan uap tidak dapat dibuat terlampau tinggi karena ketebalan drum akan sedemikian tebalnya
sehingga  tidak  menguntungkan.  Boiler  seperti  ini  banyak  digunakan dipabrik-pabrik gula karena tidak memerlukan tekanan uap yang tinggi.

2.    Boiler Pipa Air


Pada boiler jenis ini kebalikanya dari boiler pipa api, sistem pembakaran air berada didalam pipa sedangkan gas panas berada diluar pipa. Boiler pipa air memiliki kemampuan dapat beroperasi dengan tekanan sangat tinggi (lebih dari 10 MPa).

Klasifikasi Berdasarkan Bahan Bakar Yang Digunakan.

Berdasarkan bahan bakar yang digunakan, maka PLTU dapat dibedakan menjadi :
  • PLTU Batubara
  • PLTU Minyak
  • PLTU gas
Jenis PLTU batu bara masih dapat dibedakan berdasarkan proses pembakarannya, yaitu PLTU dengan pembakaran batu bara bubuk (Pulverized Coal / PC Boiler) dan PLTU dengan pembakaran batu bara curah (Circulating Fluidized Bed / CFB Boiler) serta Stoker Boiler.

Perbedaan antara PLTU Batu bara dengan PLTU minyak atau gas adalah pada peralatan dan sistem penanganan dan pembakaran bahan bakar serta penanganan limbah abunya. PLTU batubara mempunyai peralatan bantu yang lebih banyak dan lebih kompleks dibanding dengan PLTU minyak atau gas. PLTU gas merupakan PLTU yang paling sederhana peralatan bantunya.

1.    Pulverized Coal / PC Boiler

Pada boiler tipe ini, batubara di grinding menggunakan mill/pulverizer sampai halus kurang lebih 200 mess bentuknya seperti bedak kemudian baru dihembuskan menuju ruang bakar melalui burner. Tujuan grinding batubara ini supaya bahan bakar dapat teratomisasi sempurna dengan udara sehingga didapatkan pembakaran yang sempurna.

2.    Circulating Fluidized Boiler (CFB)

Seperti jenis boiler lainnya, pertama-tama dilakukan Purging selama 5 menit untuk membersihkan ruang bakar dari gas-gas yang berpotensial menimbulkan ledakan pada saat burner dinyalakan. Setelah purging selesai 2 burner (sisi berseberangan) dinyalakan. Kenaikan temperature furnace di jaga tidak lebih dari 95 derajat celcius per jam untuk menjaga material dari termal stress dan menjaga refractory agar tidak retak.


Setelah temperature Furnace 530 derajat celcius Batubara dimasukkan melalui 3 coal feeder pada minimum flow rate (6 Ton/jam) / coal feeder sambil kedua burner masih menyala. Setelah temperature furnace mencapai 660 derajat celcius kedua burner dimatikan satu persatu. Selanjutnya pembakaran dilakukan dengan batubara. Selama boiler beroperasi tidak diperlukan support burner karena dapat menyebabkan materal bed meleleh. Burner hanya digunakan pada saat proses start up sampai temperature yang diizinkan diatas.

3.    Boiler Stoker

Batubara diumpankan ke ujung grate baja yang bergerak. Ketika grate bergerak sepanjang tungku, batubara terbakar sebelum jatuh pada ujung sebagai abu. Diperlukan tingkat keterampilan tertentu, terutama bila menyetel grate, damper udara dan baffles, untuk menjamin pembakaran yang bersih serta menghasilkan seminimal mungkin jumlah karbon yang tidak terbakar dalam abu.

Hopper umpan batubara memanjang di sepanjang seluruh ujung umpan batubara pada tungku.
Sebuah grate batubara digunakan untuk mengendalikan kecepatan batubara yang diumpankan ke tungku dengan mengendalikan ketebalan bed bahan bakar. Ukuran batubara harus seragam sebab bongkahan yang besar tidak akan terbakar sempurna pada waktu mencapai ujung grate.


Seperti kita ketahui unsur utama yang mempengaruhi pembakaran adalah udara dan bahan bakar (batubara). Sempurna/baik tidaknya suatu pembakaran sangat dipengaruhi oleh rasio udara dan batubara. Sangat sulit untuk menentukan rasio tersebut pada bahan bakar padat seperti batubara dimana kandungan dan ukurannya tidak selalu sama. Jadi kita harus juga menyesuaikan kondisi batubara yang kita bakar. Berikut adalah uraian dan beberapa patokan untuk mencapai pembakaran yang sempurna.

Pada keadaan batubara yang cukup baik (normal) abu yang keluar dari ash conveyor berwarna putih kecoklatan, atau dengan kata lain carbon habis teroksidasi jadi tidak ada sisa batubara yang tidak terbakar atau arang.

Klasifikasi Berdasarkan Tekanan Ruang Bakar

Ditinjau dari tekanan ruang bakar boilernya, PLTU dapat dibedakan menjadi:
  • PLTU dengan Pressurised Boiler
  • PLTU dengan Balanced Draft Boiler
  • PLTU dengan Vacuum Boiler

PLTU dengan Pressurised Boiler


Sistem pengaturan tekanan ruang bakar (furnace pressure) biasa disebut draft atau tekanan statik didalam ruang bakar dimana proses pembakaran bahan bakar berlangsung. PLTU dengan pressurised boiler (tekanan positif) digunakan untuk pembakaran bahan bakar minyak atau gas. Tekanan ruang bakar yang positif disebabkan oleh hembusan dorongan udara dari kipas tekan paksa FDF(Forced Draft Fan). Gas buang keluar dari ruang bakar ke atmosfer karena perbedaan tekanan.

Boiler Balanced Draft Boiler  

PLTU dengan Balanced Draft Boiler (tekanan seimbang) biasa digunakan untuk pembakaran bahan bakar batubara. Tekanan ruang bakar dibuat sedikit dibawah tekanan atmosfir, biasanya sekitar –10 mmH2O. Tekanan ini dihasilkan dari pengaturan dua buah kipas, yaitu kipas hisap paksa (Induced Draft Fan, IDF) dan kipas tekan paksa (Forced Draft Fan, FDF). FDF berfungsi untuk menyuplai udara pembakaran menuju ruang bakar (furnace) di boiler, sedangkan IDF berfungsi untuk menghisap gas dari ruang bakar dan membuang ke atmosfir melalui cerobong.

Pressurised Boiler Vacuum

PLTU dengan pressurised boiler  vacum hanya menggunakan IDF sebagai pembuat vakum ruang bakar. IDF berfungsi untuk menghisap gas dari ruang bakar dan membuang ke atmosfir melalui cerobong. PLTU dengan vacum boiler tidak dikembangkan lagi, sehingga saat ini tidak ada lagi yang menerapkan PLTU dengan boiler bertekanan negatif.


Ruang bakar adalah bagian dari Boiler yang berfungsi untuk tempat berlangsungnya proses pembakaran antara bahan bakar dan udara. Tekanan gas panas yang berada didalam ruang bakar (Furnance) dapat lebih besar dari pada tekanan udara luar (Tekanan ruang bakar positip) dan dapat juga bertekanan lebih kecil dari tekanan udara luar (Tekanan ruang bakar negatif) atau bertekanan seimbang (Balance Draft).

                                              Peralatan Utama Boiler dan Fungsi


  1. Steam Drum
  2. Downcomer
  3. Economizer Tubes
  4. Wall tube / Riser
  5. Superheater Tube
  6. Reheater Tube
  7. Desuperheater Spray
  8. Sootblower

1.    Steam Drum

Boiler Drum adalah bejana tempat menampung air yang datang dari Economizer dan uap hasil penguapan dari wall tube (Riser). Pada steam drum separuh dari drum berisi air dan separuhnya lagi berisi uap. Bagian dalam Boiler Drum terdapat peralatan-peralatan Screen dryer (pengering uap) dan Steam separator (pemisah uap). Level air didalam drum harus dijaga agar selalu tetap kira-kira separoh dari tinggi drum. Banyaknya air pengisi yang masuk ke dalam drum harus sebanding dengan banyaknya uap yang meninggalkan drum menuju superheater, sehingga level air terjaga konstan.

Pengaturan level didalam Boiler Drum dilakukan dengan mengatur besarnya pembukaan Flow Control Valve. Apabila level didalam air drum terlalu rendah/tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya Overheating pada pipa-pipa Boiler, sedangkan bila level drum terlalu tinggi, kemungkinan butir-butir air terbawa ke turbin yang dapat mengakibatkan kerusakan pada turbin.

Level air didalam boiler drum dapat dimonitor dengan menggunakan perlatan level gauge/level indikator yang terdapat didekat boiler drum (lokal), atau dengan cara remote (jarak jauh) di control room, juga dicatat pada level recorder.

Uap yang dihasilkan dari dalam tube wall (riser), terkumpul didalam boiler drum. Uap akan mengalir ke arah puncak boiler drum melewati steam separator dan screen dryer lalu keluar dari dalam drum dalam keadaan kering menuju separator dan akhirnya ke turbin. Butir-butir air yang terpisah dari uap akan jatuh dan bersirkulasi kembali bersama air yang baru masuk.

2.    Downcomer

Salah satu bagian dari boiler adalah down comer. Down comer ini berada diluar ruang bakar, menghubungkan antara boiler drum dengan bagian bawah wall tube (Riser). Selanjutnya air dan uap yang ada didalam riser akan naik menuju steam drum sedangkan air yang ada didalam down comer akan turun dan mengisi riser. Dengan demikian terjadilah sirkulasi air didalam boiler secara alami. Sedangkan sirkulasi paksa, air didalam drum dipompakan ke wall tube dengan menggunakan pompa. Uap yang dihasilkan ditampung didalam boiler drum kemudian dialirkan menuju turbin melewati superheater.

3.    Walltube/Riser

Didalam tube wall terdapat air yang bersirkulasi dari boiler drum melalui down comer dan low header. Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran didalam furnance sebagian diberikan kepada air yang ada didalam walltube sehingga air berubah menjadi uap. Selain berfungsi untuk membuat air menjadi uap, walltube juga mencegah penyebaran panas dari dalam furnance ke udara luar dan untuk lebih menjamin agar panas tersebut tidak terbuang ke udara luar melewati walltube, maka dibalik walltube (arah udara luar) dipasang dinding isolasi yang terbuat dari mineral fiber.

4.    Economizer

Economizer adalah Heat Exchanger (penukar kalor) yang dipasang pada saluran air pengisi sebelum air masuk ke Steam drum. Bentuk Economizer berupa sekelompok pipa-pipa kecil yang disusun berlapis-lapis. Di bagian dalam pipa mengalir air pengisi yang dipompakan oleh Boiler Feed Pump dan dibagian luar pipa mengalir gas panas hasil pembakaran yang terjadi di ruang bakar.


Karena temperatur gas panas lebih tinggi dari temperatur air pengisi maka air pengisi menyerap panas gas buang sehingga temperatur air pengisi menjadi naik dan diharapkan mendekati titik didihnya, tapi jangan melampaui titik didih karena akan menyebabkan terbentuknya uap di dalam pipa Economizer dengan akibat terjadi overheating pada pipa tersebut.

5.    Superheater

Uap jenuh dari steam drum dialirkan ke ceiling SH yaitu pipa yang mengikat pipa-pipa SH yang menggantung, pipa ceiling SH dialiri steam bertujuan untuk pendingin pipa agar tidak overheat.
kemudian steam dari ceiling SH dipanaskan pada Low SH yang terletak di atas economizer. Kemudian steam diteruskan ke Larger Platen SH yang terletak di atas bola api, yang mendapat panas radiasi langsung. Dari larger platen SH dipanaskan di rear platen SH yang terletak dibelakang larger platen SH yang mendapat panas radiasi-konveksi superheater. Dari rear platen SH steam dipanaskan di pipa high SH yang mendapat panas konveksi. Kemudian uap yang keluar dai high SH dialirkan ke turbin tekanan tinggi (HP Turbine).

6.    Reheater

Fungsi reheater adalah memanaskan kembali uap yang telah digunakan untuk memutar HP turbine. Uap yang kelur dari HP turbine disebut cold SH masuk ke boiler melalui inlet header cold SH kemudian melewati wall reaheat. Dari wall reheat steam masuk ke header platen RH yang terletak di area konveksi di belakang rear platen SH. Kemudian steam dipanaskan di high RH kemudian dialirkan ke turbin tingkat menengah (Intermediet Turbine).

7.    Superheater Desuperheater Spray

Superheater Desuperheater merupakan komponen pada boiler yang berfungsi untuk menurunkan/ mengatur temperature steam dengan cara spray water sebelum uap masuk ke dalam HP Turbine

8.    Reheater Desuperheater Spray

Reheater Desuperheater merupakan komponen pada boiler yang berfungsi untuk menurunkan/ mengatur temperature reheat steam dengan cara spray water juga sebelum masuk ke dalam IP Turbine.

9.    Sootblower

Boiler-boiler modern dilengkapi dengan pembersih jelaga (sootblower) yang dapat dioperasikan dari jarak jauh (remotely operated) dan dikendalikan secara bergantian dan berurutan .

Fungsi dari sootblower adalah untuk membersihkan abu, debu atau jelaga yang menempel pada pipa-pipa boiler, superheater, Economizer dan pada elemen air heater. Tujuan dari pembersihan tersebut adalah untuk menaikkan efisiensi dari boiler dan menghindari kerusakan pipa-pipa pada bolier/superheater. Biasanya sootblower menggunakan uap untuk membersihkan pipa-pipa boiler/superheater. Uap yang digunakan untuk pembersihan abu biasanya diambil langsung dari boiler, dari rear platen SH. Uap dari auxiliay steam juga dapat digunakan tapi Cuma hanya untuk sootblower APH.
\
Read More

Rabu, 16 Oktober 2019

Pengertian Pompa

Oktober 16, 2019 0

Definisi dan Prinsip Kerja Pompa

    Pompa adalah salah satu mesin fluida yang berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros) yang dihasilkan dari penggerak mula (motor, diesel dll) menjadi energi fluida dan tekanan. Dengan kata lain pompa adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan fluida cair dengan cara menaikan tekanan.

Klasifikasi Pompa

Secara umum pompa dapat diklasifikasikan dalam dua jenis kelompok besar yaitu :

A. Klasifikasi Secara Umum

1. Pompa Tekanan Statis (Positive Displacement Pump)

Pompa jenis ini bekerja dengan prinsip memberikan tekanan secara periodik pada fluida yang terdapat di dalam rumah pompa(chasing) Pompa ini dibagi menjadi dua jenis. Antara lain :

a.    Pompa Putar (Rotary Pump)
Adalah pompa yang menggerakkan fluida dengan menggunakan prinsip rotasi. Vakum terbentuk oleh rotasi dari pompa dan selanjutnya menghisap fluida masuk. Keuntungan dari tipe ini adalah efisiensi yang tinggi karena secara natural ia mengeluarkan udara dari pipa alirannya, dan mengurangi kebutuhan pengguna untuk mengeluarkan udara tersebut secara manual.

Bukan berarti pompa jenis ini tanpa kelemahan, karena sifat alaminya maka clearence antara sudu putar dan sudu pengikutnya harus sekecil mungkin, dan mengharuskan pompa berputar pada kecepatan yang rendah dan stabil. Apabila pompa bekerja pada kecepatan yang terlalu tinggi, maka fluida kerjanya justru dapat menyebabkan erosi pada sudu-sudu pompa.

Pada pompa putar, fluida masuk melalui sisi isap, kemudian dikurung diantara ruangan rotor dan rumah pompa, selanjutnya didorong ke ruang tengah dengan gerak putar dari rotor, sehingga tekanan statisnya naik dan fluida akan dikeluarkan melalui sisi tekan. Pompa rotari dapat diklasifikasikan kembali menjadi beberapa tipe yaitu :
  • Gear pumps
  • Screw pumps
  • Rotary Vane Pump
b.    Pompa Torak (Reciprocating Pump)
Pompa torak mempunyai bagian utama berupa torak yang bergerak bolak-balik dalam silinder Fluida masuk melalui katup isap (suction valve) ke dalam silinder dan kemudian ditekan oleh torak sehingga tekanan statis fluida naik dan sanggup mengalirkan fluida keluar melalui katup tekan (discharge valve). Contoh tipe pompa ini adalah pompa diafragma dan pompa plunyer.





Metering Pump termasuk ke dalam jenis pompa reciprocating, adalah pompa yang digunakan untuk memompa fluida dengan debit yang dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan. Pompa ini biasanya digunakan untuk memompa bahan aditif yang dimasukkan ke dalam suatu aliran fluida tertentu.

2. Pompa Tekanan Dinamis (Rotodynamic Pump)

Pompa tekanan dinamis disebut juga rotodynamic pump, turbo pump atau impeller pump. Pompa yang termasuk dalam kategori ini adalah : pompa jet dan pompa sentrifugal.Dynamic pump atau pompa dinamik terbagi menjadi beberapa macam yaitu pompa sentrifugal, pompa aksial, dan pompa spesial-efek (special-effect pump). Pompa-pompa ini beroperasi dengan menghasilkan kecepatan fluida tinggi dan mengkonversi kecepatan menjadi tekanan melalui perubahan penampang aliran fluida.
Jenis pompa ini biasanya juga memiliki efisiensi yang lebih rendah daripada tipe positive displacement pump, tetapi memiliki biaya yang lebih rendah untuk perawatannya. Pompa dinamik juga bisa beroperasi pada kecepatan yang tinggi dan debit aliran yang juga tinggi. Ciri-ciri utama dari pompa ini adalah:
  • Mempunyai bagian utama yang berotasi berupa roda dengan sudu-sudu sekelilingnya, yang sering disebut dengan impeler.
  • Melalui sudu-sudu, fluida mengalir terus-menerus, dimana fluida berada diantara sudu-sudu tersebut.

a.    Pompa Sentrifugal
Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeler dan saluran inlet di tengah-tengahnya. Dengan desain ini maka pada saat impeler berputar, fluida mengalir menuju casing di sekitar impeler sebagai akibat dari gaya sentrifugal. Casing ini berfungsi untuk menurunkan kecepatan aliran fluida sementara kecepatan putar impeler tetap tinggi. Kecepatan fluida dikonversikan menjadi tekanan oleh casing sehingga fluida dapat menuju titik outletnya.


Beberapa keuntungan dari penggunaan pompa sentrifugal yakni aliran yang halus (smooth) di dalam pompa dan tekanan yang seragam pada dischargepompa, biaya rendah, serta dapat bekerja pada kecepatan yang tinggi sehingga pada aplikasi selanjutnya dapat dikoneksikan langung dengan turbin uap dan motor elektrik. Penggunaan pompa sentrifugal di dunia mencapai angka 80% karena penggunaannya yang cocok untuk mengatasi jumlah fluida yang besar daripada pompa positive-displacement.

b.    Pompa Aksial
Pompa aksial juga disebut dengan pompa propeler. Pompa ini menghasilkan sebagian besar tekanan dari propeler dan gaya lifting dari sudu terhadap fluida. Pompa ini banyak digunakan di sistem drainase dan irigasi. Pompa aksial vertical single-stage lebih umum digunakan, akan tetapi kadang pompa aksial two-stage (dua stage) lebih ekonomis penerapannya. Pompa aksial horisontal digunakan untuk debit aliran fluida yang besar dengan tekanan yang kecil dan biasanya melibatkan efek sifon dalam alirannya.

c.    Special-Effect Pump
Pompa jenis ini digunakan pada industri dengan kondisi tertentu. Yang termasuk ke dalam pompa jenis ini yaitu jet (eductor), gas lift, hydraulic ram, dan electromagnetic. Pompa jet-eductor (injector) adalah sebuah alat yang menggunakan efek venturi dari nozzle konvergen-divergen untuk mengkonversi energi tekanan dari fluida bergerak menjadi energi gerak sehingga menciptakan area bertekanan rendah, dan dapat menghisap fluida di sisi suction.

d.    Gas Lift Pump
Gas Lift Pump adalah sebuah cara untuk mengangkat fluida di dalam sebuah kolom dengan jalan menginjeksikan suatu gas tertentu yang menyebabkan turunnya berat hidrostatik dari fluida tersebut sehingga reservoir dapat mengangkatnya ke permukaan.

e.    Pompa hydraulic ram
Pompa hydraulic ram adalah pompa air siklik dengan menggunakan tenaga hidro (hydropower). Dan pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan fluida logam dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetik.

B. Klasifikasi Menurut Jumlah Tingkat

Menurut jumlah tingkat, pompa diklasifikasikan menjadi :

1.    Klasifikasi single stage

Pompa ini hanya mempunyai sebuah impeller Pada umumnya head yang dihasilkan pompa ini relative rendah, namun konstruksinya sederhana.

2.    Pompa bertingkat banyak (multi stage)

Pompa ini menggunakan lebih dari satu impeler yang dipasang secara berderet pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeler tingkat pertama akan diteruskan ke impeler tingkat kedua dan seterusnya hingga ke tingkat terakhir. Head total pompa merupakan penjumlahan head yang dihasilkan oleh masing-masing impeler. Dengan demikian head total pompa ini relative lebih tinggi dibanding dengan pompa satu tingkat, namun konstruksinya lebih rumit dan besar.

C. Klasifikasi Menurut Bentuk Rumah Pompa

1.    Pompa volute (rumah siput)

Pompa ini khusus untuk pompa sentrifugal. Aliran fluida yang meninggalkan impeler secara langsung memasuki rumah pompa yang berbentuk volut (rumah siput) sebab diameternya bertambah besar.

2.    Pompa diffuser

Konstruksi pompa ini dilengkapi dengan sudu pengarah (diffuser) di sekeliling saluran keluar impeller.Pemakaian diffuser ini akan memperbaiki efisiensi pompa. Difuser ini sering digunakan pada pompa bertingkat banyak dengan head yang tinggi.



3.    Pompa vortex

Pompa ini mempunyai aliran campur dan sebuah rumah volut seperti tergambar sperti dibawah.Pompa ini tidak menggunakan diffuser, namun memakai saluran yang lebar.Dengan demikian pompa ini tidak mudah tersumbat dan cocok untuk pemakaian pada pengolahan cairan limbah.

D. Klasifikasi Menurut Kontruksi (letak poros)

1.    Pompa poros mendatar (horizontal)

Pompa ini mempunyai poros dengan posisi horizontal, pompa jenis ini memerlukan tempat yang relative lebih luas.

2.    Pompa jenis poros tegak (vertical)

Poros pompa ini berada pada posisi vertikal, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.Poros inidipegang di beberapa tempat sepanjang pipa kolom utama bantalan.Pompa ini memerlukantempat yang relative kecil dibandingkan dengan pompa poros mendatar.Penggerak pompa umumnya diletakkan di atas pompa.

E. Klasifikasi Menurut Jenis Impeler

1.    Pompa sentrifugal

Pompa ini menggunakan impeler jenis radial atau francis. Konstruksinya sedemikian rupa sehingga aliran fluida yang keluar dari impeler akan melalui bidang tegak lurus pompa. Impeler jenis radial digunakan untuk tinggi tekan (head) yang sedang dan tinggi, sedangkan impeler jenis francis digunakan untuk head yang lebih rendah dengan kapasitas yang besar. Impeler dipasang pada ujung poros dan pada ujung lainnya dipasang kopling sebagai penggerak poros pompa.

2.    Pompa aliran campur

Pompa ini menggunakan impeler jenis aliran campur (mix flow), seperti pada gambar dibawah. Aliran keluar dari impeler sesuai dengan arah bentuk permukaan kerucut rumah pompa

3.    Pompa aliran aksial

Pompa ini (gambar dibawah) menggunakan impeler jenis aksial dan zat cair yangmeninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan silinder rumah pompa ke arah luar. Konstruksinya mirip dengan pompa aliran camput, kecuali bentuk impeler dan difusernya.

F. Peralatan Utama Pompa dan Fungsi

Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal adalahr berikut:
 

a.    Stuffing Box (rumah cincin perapat/gland packing)

Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa menembus casing.

b.    Packing / perapat dan mechanical seal

Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui poros.

c.    Shaft /poros

Berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.

d.    Shaft sleeve (selubung poros)

berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.

e.    Vane (Sudu) dari impeller

Sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.

f.    Casing

Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).

g.    Eye of Impeller

Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

h.    Impeller

berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontiniu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.

i.    Wearing Ring /cincin perapat

Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing dengan impeller.

j.    Bearing (bantalan)

Berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial.

k.    Casing

Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).


Read More

Sabtu, 05 Oktober 2019

Siklus Rankine Pada PLTU

Oktober 05, 2019 0
  Siklus Rankine adalah sebuah siklus yang mengkonversi energi panas menjadi kerja / energi gerak. Dikembangkan oleh William John Macquorn Rankine pada abad ke-19 dan sejak saat itu banyak diaplikasikan pada mesin-mesin uap. Saat ini, siklus rankine banyak digunakan pada pembangkit tenaga uap yang menggunakan bahan bakar  batu bara.

PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. 
PLTU merupakan mesin konversi energi yang mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.

Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :




Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.

Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.

Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. 
Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :

Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran 
bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.

Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.

Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan, 
sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator

Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. 
Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.

Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan dengan diagram T – s (Temperatur – entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus rankine ideal. 
Adapun urutan langkahnya adalah sebagai berikut :

Siklus Rankine



c - d : Air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah langkah kompresi isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.

d - e : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik didih. Terjadi di LP heater, HP heater dan Economiser.

e - a : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising (penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler yaitu di wall tube (riser) dan steam drum.

a - f : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur kerjanya menjadi uap panas lanjut (superheated vapour). 
Langkah ini terjadi di superheater boiler dengan proses isobar.

f - g  : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun. Langkah ini adalah langkah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.

g - c : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat. Langkah ini adalah isobar isothermis, dan terjadi didalam kondensor.

                
Read More

Pemeliharaan Dasar Fan

Oktober 05, 2019 0
      Fan adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mensupplai aliran pada fluida gas seperti udara. Fan memiliki fungsi yang berbeda dengan kompresor sekalipun media kerjanya sama,dimana fan menghasilkan aliran fluida dengan debit aliran yang besar pada tekanan rendah,sedangkan kompresor menghasilkan debit aliran yang rendah namun tekanan kerja yang tinggi.

Dengan fungsi yang berbeda dari kompresor tersebut, fan  banyak diaplikasikan seperti untuk kenyamanan ruangan(fan meja atau dinding, sistem pendingin pada kendaraan,ventilasi dan juga supply udara untuk proses pembakaran (seperti pada boiler).
                                  
Di dalam suatu pembangkit listrik tenaga uap sering kita jumpai banyak macam fan.Fan
tersebut memiliki desain dan cara yang berbeda dalam pemeliharaannya.
Dengan tulisan ini diharap pembaca akan memahami prinsip kerja, fungsi,cara pemeliharaan dan trouble shooting nya.
Berdasarkan prinsip kerjanya, fan dbagi menjadi dua macam yaitu :

1. Fan Sentrifugal

         Fan sentrifugal ini menggunakan prinsip gaya sentrifugal untuk membangkitkan atau meningkatkan tekanan aliran fluida gas. Mirip dengan pompa sentrifugal, udara masuk melalui sisi inlet yang berada di pusat putaran fan sentrifugal tersebut, lalu terdorong menjauhi poros fan akibat gaya sentrifugal dari sudu-sudu fan yang berputar. Pada debit aliran yang sama, fan sentrifugal menghasilkan tekanan udara outlet  yang   lebih   besar dibandingkan dengan fan aksial. Pada dunia industri fan ini sering diberi istilah blower.

Sisi inlet fan sentrifugal dapat didesain dengan dua inlet atau satu inlet saja. Hal ini tentu disesuaikan dengan kebutuhan debit aliran fluida yang ingin dihasilkan. Dengan menggunakan sistem double inlet akan didapatkan debit aliran yang lebih besar dibandingkan dengan yang single inlet. Karakteristik performansi dari fan sentrifugal tergantung pada jenis dari bentuk sudu fan yang digunakan.


Fan sentrifugal double inlet



Secara umum bentuk sudu fan sentrifugal ada tiga jenis yakni :
  1. Backward Curved Blades.
  2. Sudu Lurus (Straight Blade).
  3. Forward Curved blades.

2. Fan Aksial

           Sesuai dengan namanya, Axial Fan menghasilkan aliran fluida gas dengan arah yang searah dengan poros kerja fan tersebut. Fan tipe ini adalah yang paling banyak penggunaannya di kehidupan sekitar kita. Hal tersebut tidak terlepas dari kemudahan desain serta harga yang lebih ekonomis jika
dibandingkan dengan fan sentrifugal. Karena desainnya yang tidak terlalu rumit serta dapat
menghasilkan flow yang besar,fan ini banyak digunakan sebagai alat pendingin pada berbagai
keperluan. Dari pendingin CPU,hingga komponen pendingin mesin kendaraan bermotor
menggunakan fan tipe aksial.

Axial Fan
Fan tipe aksial sangat banyak digunakan di dunia industri. Salah satunya digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap sebagai SA Fan. Fan ini berfungsi untuk men-supply udara dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk proses pembakaran pada furnace boiler.

Seal Air Fan
Fan ini memiliki dua tingkat (stage) impeller, yang kedua-duanya dapat diatur besar bukaan pitch-nya. Hal tersebut berfungsi untuk mengatur jumlah (debit) udara yang akan dikirim untuk proses pembakaran.

PERALATAN UTAMA FAN DAN FUNGSI

1. Motor
Motor berfungsi sebagai penggerak poros fan.
2. Bearing
Sebagai bantalan poros fan.
3. Cover bearing Rumah/pelindung bearing.
4. Flexible cooling water Sebagai pendingin bearing.
5. Poros
Penahan impeller.
6. Impeller
Sebagai pendorong/penekan udara.
7. Damper
Pengatur jumlah udara yang masuk ke fan.
8. Casing fan Rumah impeller.
9. Piston penggerak Penggerak damper.
10. Linkage
Penghubung pneumatic dan poros damper
11. Coupling
Penghubung antara poros fan dan motor.

Kegiatan Inspeksi pada Fan 

1. Inspeksi   

setidaknya harus dilakukan sekali dalam setahun, berikut adalah beberapa inpeksi yang harus dilakukan. Antara lain :
  • Memeriksa impeler, bersihkan semua deposite yang menempel pada impeller. Bila ditemukan    abrasi yang cukup parah direkomendasikan untuk memanggil pabrikan pembuat sebelum kita    melakukan inspeksi sendiri. Dengan cara pengecekan keseimbangan.
  • Periksa casing fan apakah ada tanda-tanda keausan.
  • Periksa  Variable  inlet  vanes  (periksa  bearing,baut  bearing, melancarkan lingkage, melancarkan blades).
  • Periksa  bearings  dan  coupling,  bila  diperlukan  untuk  meng adjustments ulang.
  • Mengencangkan semua baut pengikat bearings, casing fan, dan juga baut pengikat motor.
  • Memeriksa posisi impeller dengan casing fan, tingkat poros fan, dan allignment ulang bila diperlukan.

2. Pondasi

Periksa pondasi apabila ada tanda-tanda retak dan lakukan perbaikan. Periksa setiap baut besi pendukung danapabila baut longgar kencangkan bila diperlukan.

3. Vibrasi

Fan akan beroperasi dengan baik selama normal operasi dan selama tidak ada deposit yang menempel pada impeller.
Berikut adalah penyebab vibrasi yang harus diperiksa jika :
  • Kegagalan bearing
  • Kegagalan koupling
  • Baut longgar
  • Masalah kelistrikan, dalam hal ini getaran akan hilang seketika saat motor drive dimatikan.

4. Pelumasan

Ada beberapa hal yang harus di perhatikan saat melakukan pelumasan antara lain :
  • Kondisi bearing
  • Viskositas oli
  • Kualitas
  • Kuantitas
  • Pengisian  oli  melalui  lubang  yang  berada  diatas  rumah bearing
Read More

Pengertian PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)

Oktober 05, 2019 0
      PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU merupakan mesin konversi energi yang merubah energi kimia dalam bahan yang umumnya menggunakan batu bara menjadi energi listrik.

Proses konversi energi pada PLTU ada 3 tahapan, yaitu :
  1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
  2. Energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik yang berupa putaran.
  3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup(siklus rankine). Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama yang berulang-ulang.
Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :

Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan temperatur panas yang tinggi hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.

Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tinggi diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator.

Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk dikondensasikan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian akan digunakan untuk air pengisi boiler sebagaiimana siklus rankine terjadi.

Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.
 

Bagian-Bagian PLTU


Peralatan Utama PLTU 

a. Boiler 

Boiler berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi uap panas kering yang tidak mengandung air(superheated steam) yang akan digunakan untuk memutar turbin.

b. Turbin uap

Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh uap kering menjadi energi putar (energi mekanik). Poros turbin dikopel dengan poros generator sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar.

c. Kondensor

Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin (uap yang telah digunakan untuk memutar turbin)dengan menggunakan air pendingin.

d. Generator

Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi energi listrik.

Peralatan Penunjang

Peralatan penunjang yang terdapat dalam suatu PLTU pada umumnya adalah :

a. Desalination Plant (Unit Desal)

Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut (brine) menjadi air tawar (fresh water) dengan metode penyulingan (kombinasi evaporasi dan kondensasi).
Hal ini dikarenakan sifat air laut yang korosif, sehingga jika air laut tersebut dibiarkan langsung masuk ke dalam unit utama, maka dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan PLTU.

b. Reverse Osmosis (RO)

Mempunyai fungsi seperti desalination plant namun metode yang digunakan berbeda. Pada peralatan ini digunakan membran semi permeable yang dapat menyaring garam-garam yang terkandung pada air laut, sehingga dapat dihasilkan air tawar seperti pada desalination plant.

c. Water Pre Treatment pada unit

Untuk PLTU yang menggunakan air tanah/air sungai, pre-treatment berfungsi untuk menghilangkan endapan, kotoran dan mineral yang terkandung di dalam air tersebut.

d. Demineralizer Plant (Unit Demin)

Berfungsi untuk menghilangkan kandungan mineral (ion) yang terkandung dalam air tawar(fresh water). Air sebagai fluida kerja di PLTU harus tidak mengandung mineral,
karena jika air masih mengandung mineral berarti konduktivitasnya masih tinggi sehingga dapat menyebabkan terjadinya GGL induksi pada saat air tersebut melewati jalur
perpipaan di dalam PLTU. Hal ini dapat menimbulkan korosi pada peralatan PLTU.

e. Hidrogen Plant (Unit Hidrogen)

Pada PLTU digunakan hydrogen (H2) sebagai pendingin Generator.

f. Chlorination Plant (Unit Chlorin)

Berfungsi untuk menghasilkan senyawa natrium hipoclorit (NaOCl) yang digunakan untuk memabukkan/melemahkan mikro organisme laut pada area water intake.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pengerakkan (scaling) pada pipa-pipa kondensor maupun unit desal akibat perkembangbiakan mikro organisme laut tersebut.

g. Auxiliary Boiler (Boiler Bantu)

merupakan peralatan bantu yang berupa boiler berukuran kecil berbahan bakar minyak (fuel oil), yang berfungsi untuk menghasilkan uap (steam) yang digunakan pada saat boiler utama start up maupun sebagai uap bantu (auxiliary steam).

h. Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara)

Merupakan unit yang melayani pengolahan batubara yaitu dari proses bongkar muat kapal (ship unloading) di dermaga, penyaluran ke stock area sampai penyaluran ke bunker unit.

i. Ash Handling (Unit Pelayanan Abu)

Merupakan unit yang melayani pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom ash) maupun abu terbang (fly ash) dari Electrostatic Precipitator hopper dan SDCC (Submerged Drag Chain Conveyor) pada unit utama sampai ke tempat penampungan abu (ash valley).

Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi dengan sistem-sistem dan alat bantu yang mendukung kerja komponen tersebut.Kerusakan dari salah satu bagian komponen utama akan dapat menyebabkan terganggunya seluruh sistem PLTU.
Read More

Jumat, 04 Oktober 2019

Keselamatan Ketenagalistrikan ( K2)

Oktober 04, 2019 0

  Pernahkah anda mendengar istilah K2 dalam lingkungan pembangkit listrik? Mungkin masih ada yang belum tau apa kepanjangan maupun definisi dari K2.
Istilah K2 hanya bisa di jumpai di lingkungan pembangkit listrik. Berbeda dengan K3 yang banyak ditemui di manapun seperti tempat kerja, pabrik, perusahaan, maupun rumah sakit.
Karena K2 ini khusus di lingkungan pembangkit saja.

A. Pengertian K2



Keselamatan ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah - langkah pengamanan instalasi penyediaan tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat tenaga listrik untuk
mewujudkan kondisi yang andal dan aman bagi instalasi, aman bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, serta kondisi ramah lingkungan di sekitar instalansi tenaga listrik.

B. Tujuan K2

Tujuan dari Keselamatan Ketenagalistrikan yaitu untuk mewujudkan kondisi : a. Aman bagi lingkungan; b. Aman dari bahaya bagi manusia dan mahluk hidup lainya; c. Ramah lingkungan.

C. Dasar Hukum Ketenagalistrikan

1. UU No.1 / 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No.30 / 2009 tentang Ketenagalistrikan
3. Keppres No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
4. Kep Menaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)
5. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Instalasi
6. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Umum
7. Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Kerja

Keputusan Direksi PT PLN :

No : 090.K/DIR/2005, Tentang Keselamatan Instalasi

Di Lingkungan  PT PLN
  • No :091.K/DIR/2005 Tentang Pedoman Keselamatan Umum di Lingkungan PT PLN 
  • No :092.K/DIR/2005 Tentang Pedoman Keselamatan Umum di Lingkungan PT PLN

Regulasi Standarisasi Ketenagalistrikan :

1. Undang Undang :
  • Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
  • Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (pasal 44 ayat 1,2 dan 3 ).
  • Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standarisasi dan Peniliaian Kesuaian.
2. Peraturan Pemerintahan :
  • Peraturan Pemerintah 23 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
  • Peraturan Pemerintah 34 Tahun 2018 Tentang Sistem Standardisasi Dan Penilaian Kesesuaian Nasional
  • Peraturan Pemerintah 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (Pasal 20 dan 21)
3. Peraturan Menteri :
  • Peraturan menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Pemberlakuan Wajib Standar Nasional Indonesia di Bidang Ketenagalistrikan
  • Peraturan menteri ESDM Nomor 38 Tahun 2018 tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi Ketenagalistrikan.
Menurut UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan pasal 42 berbunyi :

1.Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.Ketentuan   K2   yang   dimaksud   pada   ayat   (1)   bertujuan untuk mewujudkan kondisi :
Andal dan aman bagi instalasi
Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya
Ramah lingkungan

3.Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
  • Pemenuhan standardisasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik;
  • Pengamanan instalasi tenaga listrik; dan
  • Pengamanan pemanfaat tenaga listrik.

D. UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN INSTALASI TENAGA LISTRIK YANG AMAN,ANDAL DAN RAMAH LINGKUNGAN 

Untuk mewujudkan itu diperlukan upaya antara lain :
  1. Standarisasi
  2. Penerapan 4 Pilar K2
  3. Sertifikasi
  4. Penerapan SOP/Instruksi Kerja (IK)
  5. Adanya Pengawasan 

E. UNDANG-UNDANG KETENAGALISTRIKAN NOMOR 30 TAHUN 2009.TANGGAL 23 SEPTEMBER 2009 BAB XV. KETENTUAN PIDANA

Pasal 50 yaitu :

1. Setiap orang yang tidak memenuhi keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) yang mengakibatkan matinya seseorang
karena tenaga listrik dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
2. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik atau pemegang izin operasi dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
3. Selain pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik atau pemegang izin operasi juga diwajibkan untuk memberi ganti rugi kepada korban.
4. Penetapan dan tata cara pembayaran ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 51 yaitu :

1. Setiap orang yang tidak memenuhi keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) sehingga mempengaruhi kelangsungan penyediaan tenaga listrik
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

2. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mengakibatkan terputusnya aliran listrik sehingga merugikan masyarakat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan denda paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah).
Read More

Post Top Ad